Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Tensi antara Uni Eropa dengan Rusia sudah panas di sela-sela rangkaian acara Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali pada hari pertama.
Dalam konferensi persnya, Presiden European Council (Dewan Eropa), Charles Michel langsung menyinggung fenomena Perang Rusia-Ukraina yang menurutnya telah membawa berbagai persoalan global di bidang pangan dan energi.
“Satu-satunya cara terbaik untuk mengakhiri krisis pangan dan energi ialah Rusia mengakhiri perang yang tidak masuk akal dan menghormati Piagam Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB),” tutur Michel dalam konferensi pers Selasa pagi (15/11).
Baca Juga: Presiden Dewan Eropa: KTT G20 Bali akan Jadi Salah Satu KTT yang Paling Tidak Mudah
Menurut Charles, kebijakan-kebijakan seperti misalnya restriksi penjualan ekspor produk pangan yang dilakukan Rusia menimbulkan persoalan kemiskinan, kelaparan, dan instabilitas.
Di sisi lain, krisis energi yang timbul di tengah Perang Rusia-Ukraina menurutnya juga menekan kehidupan keluarga-keluarga di dunia, meningkatkan biaya bisnis, dan mengganggu kestabilan pasar energi
Uni Eropa sendiri, kata Michel,Uni Eropa tengah memobilisasi dana dukungan sebesar 8 miliar euro untuk menindaklanjuti persoalan pangan, khususnya bagi negara-negara berkembang.
Selain itu, Uni Eropa, kata Michel, juga berupaya agar pasokan energi bisa aman, terjangkau, dan berkelanjutan bagi semua.
“Kami di Uni Eropa sedang bekerja keras menindaklanjuti konsekuensi global yang diakibatkan oleh perang (Rusia-Ukraina),” tutur Michel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News