kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45959,36   0,88   0.09%
  • EMAS1.443.000 0,28%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%
G20 /

Pemerintah dan Pelaku Usaha Mesti Tingkatkan Kolaborasi Atasi 3 Isu Global


Kamis, 13 Oktober 2022 / 17:47 WIB
Pemerintah dan Pelaku Usaha Mesti Tingkatkan Kolaborasi Atasi 3 Isu Global
ILUSTRASI. Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 terus menyerukan kerja sama dunia internasional menghadapi tantangan global yang semakin dinamis.

Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 terus menyerukan kerja sama dunia internasional menghadapi tantangan global yang semakin dinamis. Diantara tantangan tersebut, isu mengenai pemulihan pandemi Covid-19, krisis pangan dan krisis energi.

Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, upaya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha penting dilakukan untuk bekerjasama dalam pemulihan pandemi Covid-19, mengatasi dan/atau mengantisipasi ancaman krisis pangan dan krisis energi.

Ajib bilang, untuk pemulihan pandemi, pemerintah harus mendorong pertumbuhan ekonomi terus konsisten tumbuh dan inflasi terkendali.

"Likuiditas harus terus mengalir di perekonomian dan dunia usaha. Serta daya beli masyarakat tetap terjaga dengan baik," kata Ajib saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/10).

Baca Juga: G20 Bahas Krisis Pangan hingga Energi, Ini Aksi Kolektif Pengusaha untuk Atasi Krisis

Lalu, untuk krisis pangan, pemerintah harus mendorong peningkatan produktivitas pertanian, peningkatan teknologi, penyediaan dana mudah dan murah buat para petani, peningkatan hilirisasi, dan orientasi kepada ketahanan dan kemandirian pangan.

"Sektor energi, pemerintah harus terus mendorong energi baru dan terbarukan. Insentif kebijakan harus pro dengan program transisi energi ini," ucap Ajib.

Sebelumnya, dalam Forum G20 Development Ministerial Meeting, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan, Indonesia telah menyarikan komitmen-komitmen G20 yang akan ditindaklanjuti bersama oleh seluruh anggota G20 dan komunitas internasional, di dalam suatu Chair’s Summary.

Suharso mengatakan, di dalam dokumen tersebut, Para Menteri Pembangunan sepakat untuk memperkuat komitmen kerja sama multilateralisme untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Development Working Group juga berhasil menyelesaikan dan menyepakati dua dokumen keluaran atau deliverables, yaitu G20 Roadmap for Stronger Recovery and Resilience in Developing Countries, including LDCs and SIDS; dan G20 Principles to Scale up Blended Finance in Developing Countries, including LDCs and SIDS.

Kemudian, di dalam Pertemuan Tingkat Menteri kali ini, Para Menteri Pembangunan G20 dan delegasi menyampaikan komitmen, gagasan, dan panduan politik untuk mengimplementasikan kesepakatan kita bersama ke dalam aksi-aksi kolektif yang konkret.

Komitmen tersebut telah ditunjukkan dan disampaikan di dalam dua sesi pertemuan pada acara puncak G20 Development Ministerial Meeting.

Sesi pertama, forum menekankan kembali komitmen untuk mempercepat pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs melalui penguatan ketahanan negara-negara berkembang dalam menghadapi krisis di masa depan.

"Kita juga mendukung upaya meningkatkan skala skema pembiayaan inovatif yaitu blended finance untuk pencapaian SDGs," ujar Suharso.

Komitmen tersebut sangat relevan dan penting untuk negara-negara berkembang. Forum G20 berkomitmen untuk mengoptimalkan produktivitas, dan meningkatkan daya saing bagi Usaha Mikro Kecil Menengah agar resilien dalam menghadapi guncangan dan tantangan.

"Kami berkomitmen untuk memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi guncangan, krisis, dan bencana di masa depan melalui implementasi Perlindungan Sosial Adaptif," ujar Suharso.

Forum G20 berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan dengan mendorong transformasi menuju ekonomi hijau dan ekonomi biru, melalui pembangunan rendah karbon dan pembangunan berketahanan iklim. Lalu, berkomitmen untuk meningkatkan pembiayaan campuran, atau blended finance, bagi negara-negara berkembang, dengan menunjukkan kepemimpinan dalam implementasi konkret yang akan dilaksanakan selanjutnya.

Untuk menindaklanjuti komitmen tersebut menjadi aksi dan implementasi konkret, Para Menteri Pembangunan G20 akan bermitra dengan negara-negara berkembang, organisasi internasional, Bank Pembangunan Multilateral, dan para pemangku kepentingan lainnya yang relevan untuk mempromosikan kerja sama pembangunan internasional melalui berbagai jalur.

Diantaranya melalui riset kebijakan, platform dialog, Kerja Sama Utara-Selatan, dan Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular, pembelajaran bersama atau peer-learning, pertukaran pengetahuan, pertukaran praktik baik antar negara, dan program-program peningkatan kapasitas. Sebagai salah satu kontribusi konkret, Pemerintah Indonesia juga menginisiasi pembentukan Global Blended Finance Alliance.

"Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap pembaruan multilateralisme (reinvigorating multilateralism) untuk memastikan capaian SDGs secara tepat waktu," imbuh Suharso.

Seperti diketahui, terdapat 17 tujuan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustanaible Development Goal's/SDG's). Dari jumlah tersebut, 3 tujuan SDG's diantaranya mencapai masyarakat tanpa kelaparan, mencapai masyarakat mengakses kehidupan sehat dan sejahtera, serta mencapai tujuan energi bersih dan terjangkau.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan 300 Tenaga Kesehatan di KTT G20

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

×