kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
G20 /

Lebih Dari 100 Pertemuan Bilateral Digelar untuk Redam Tensi Negara-Negara G20


Minggu, 13 November 2022 / 21:10 WIB
Lebih Dari 100 Pertemuan Bilateral Digelar untuk Redam Tensi Negara-Negara G20
Menkeu AS Janet Yellen berfoto selfie dengan Co Chair The Pandemic Fund Muhamad Chatib Basri dan Menkeu Australia Jim Chalmers, saat peluncuran Dana Pandemi, menjelang KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 13 November 2022.

Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, sempat membuat tensi dalam kelompok 20 negara ekonomi terbesar dunia (G20) memanas.

Salah satu imbasnya, Direktur Eksekutif Bank Dunia untuk Negara-Negara ASEAN Wempi Saputra mengungkapkan, ada negara yang meminta Rusia untuk tidak diundang dalam pertemuan G20.

Wempi menyebut, sebagai ketua G20 pada tahun ini, Indonesia tentu mengalami dilema. Indonesia pun langsung gerak cepat untuk melakukan upaya lobi agar pertemuan tetap bisa berjalan dengan baik dan dihadiri oleh semua negara-negara anggota.

“Seperti contohnya, saya membantu Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk melakukan lebih dari 100 pertemuan bilateral. Jadi, ini pertemuan bilateral level menteri dan level deputi,” terang Wempi saat ditemui awak media, Minggu (13/11) di Hotel The Mulia, Bali.

Baca Juga: Pemimpin Negara G20 Mulai Berdatangan ke Bali, Presiden Jokowi Juga Sudah Datang

Dalam perbincangan tersebut, baik Sri Mulyani maupun Wempi mendengarkan aspirasi dari masing-masing negara. Termasuk mereka menekankan negara-negara harus menjaga keutuhan G20 dan tetap harus menyelesaikan masalah global bersama.

Terlebih pandemi Covid-19 belum selesai dan masalah masih datang silih berganti. Negara-negara G20 perlu meredam ego masing=masing untuk mencari jalan keluar dari masalah yang tengah terjadi.

“Indonesia sebagai perantara, kami bantu keeping everybody in the game (menjaga G20 untuk tetap utuh), forum utuh, sehingga bisa mencapai kesepakatan,” tambahnya.

Yang menariknya, dalam sejarah G20 tidak pernah tercatat ada pertemuan-pertemuan bilateral dengan jumlah sebanyak ini. Namun, ini berbuah manis. Pasalnya, hingga kini negara-negara yang dulunya menolak Rusia, sudah mau duduk dalam forum yang sama.

Sebut saja, Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang bila menilik sejarah merupakan musuh bebuyutan sejak lama, bisa duduk bersama dalam forum pertemuan para menteri keuangan dan menteri kesehatan untuk membahas dana pandemi (pandemic fund).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×