kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
G20 /

Inklusi dan Inovasi Generasi Muda dalam Tata Kelola Digital Harus Didorong


Rabu, 27 April 2022 / 07:20 WIB
Inklusi dan Inovasi Generasi Muda dalam Tata Kelola Digital Harus Didorong

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pra Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertemuan pemuda negara G20 atau Y20 Indonesia 2022 mengangkat isu transformasi digital. Hal ini juga sejalan dengan agenda Presidensi G20 Indonesia.

Inklusi dan inovasi pemuda dalam tata kelola digital dinilai penting untuk dibahas. Pasalnya, anak muda memegang peranan penting dalam kemunculan solusi digital, mulai dari aplikasi ride- hailing hingga layanan kesehatan.

Namun, di saat yang sama, anak muda atau generasi millrnial dihadapkan oleh berbagai tantangan mulai dari kesenjangan infrastruktur internet maupun literasi dan keterampilan digital.

Lesly Goh selaku Senior Technology Advisor Bank Dunia mengatakan, pemberdayaan pemuda harus berada di pusat perumusan kebijakan. “Hal itu seiring dengan bagaimana kita bergerak menuju pemulihan dan menciptakan masa depan yang lebih adil untuk semua,” katanya dalam keterangannya tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (26/4).

Baca Juga: KTT Y20 Dorong Peningkatan Kesadaran Terhadap Keuangan Digital

Sementara Meutya Hafid, Ketua Komisi I DPR menekankan bahwa peningkatan literasi digital di kalangan anak muda serta peraturan berkaitan dengan tata kelola digital sangat penting.

Menurutnya, Literasi digital menjadi PR bagi Indonesia. Setelah  infrastrukturnya dibangun,  dia bilang Indonesia  juga harus membangun literasi digital untuk meraup keuntungan dunia digital, khususnya bagi para generasi muda.

Dia memandang, perkembangan digital tanpa tata kelola digital itu tidak akan efektif. Adanya peraturan yang berkaitan dengan tata kelola digital bisa membuat ekonomi digital lebih berkembang. Regulasi perlindungan data pribadi, misalnya, diperkirakan dapat meningkatkan kepercayaan diri konsumen dalam transaksi digital.

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Bonifasius Wahyu Pudjianto mengapresiasi penyelenggaraan diskusi Pra-KTT Ke-2 Y20 Indonesia.

Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara Digital Economic Working Group (DEWG) G20 dengan Y20, khususnya berkaitan dengan aliran data lintas batas, serta keterampilan dan literasi digital. Menurutnya, isu ini efektif dapat membantu menghilangkan berbagai rintangan berkaitan dengan industri digital.

Baca Juga: Memberi Peran Lebih Pemuda di Ajang G20

Lebih lanjut, dia menambahkan, konektivitas dan pemulihan pascapandemi Covid-19 juga penting dalam menghilangkan tantangan digital, di mana industri startup dan modal ventura yang sebagian besar diisi anak muda, bekerja sama untuk membentuk kekuatan ekonomi baru.

Setiaji selaku Asisten Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan mengajak anak muda untuk proaktif menciptakan inovasi teknologi khususnya di bidang kesehatan.

“Kami membutuhkan lebih banyak inovasi lagi dari para generasi muda, untuk bekerja sama mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada. Mari kita bersama berkolaborasi untuk layanan kesehatan Indonesia yang lebih baik,” ungkap Setiaji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×