kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
G20 /

Presiden Jokowi Gelar Pertemuan Bilateral Maraton, dari Peresmian Masjid sampai MRT


Senin, 14 November 2022 / 20:40 WIB
Presiden Jokowi Gelar Pertemuan Bilateral Maraton, dari Peresmian Masjid sampai MRT
ILUSTRASI. Indonesian President Joko Widodo gestures as he delivers his closing keynote address during the B20 Summit, ahead of the G20 leaders' summit, in Nusa Dua, Bali, Indonesia, November 14, 2022.REUTERS/Willy Kurniawan

Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - BADUNG, BALI. Presiden Joko Widodo secara maraton melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin tertinggi negara-negara G20 pada Senin (14/11) mulai pagi hari ini hingga sore.

Pada hari Senin (14/11) Presiden Jokowi melakukan beberapa pertemuan bilateral diantaranya dengan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula Von Der Leyen, juga Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. 

Pada pagi hari Presiden Joko Widodo bersama-sama dengan Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed yang ada di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.

Bilateral dengan Jepang Bahas MRT

Pada pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida di The Apurva Kempinski Bali, Senin, 14 November 2022, presiden Jokowi mengajak PM Kishida bersama-sama menyukseskan KTT G20 agar hasilkan deklarasi bersama.

Baca Juga: Raih Banyak Kesepakatan, Ekonom: Bukti Indonesia Berhasil Sebagai Presidensi G20

Menurut Presiden Jokowi harapan dunia sangat besar terhadap G20 sebagai katalis pemulihan global. 

"Kesuksesan G20 merupakan collective responsibility dari seluruh negara G20,” kata Presiden Jokowi.

Mengenai kelanjutan kerja sama ekonomi Indonesia dengan Jepang, Presiden Jokowi mendorong penyelesaian Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). 

"Kinerja kerja sama ekonomi Indonesia Jepang cukup baik. Saya yakin kinerja ini akan dapat lebih baik jika kita IJEPA dapat selesaikan segera," kata Presiden Jokowi.

Hal lain yang dibahas Presiden Jokowi yaitu mengenai pembangunan infrastruktur. 

Presiden Jokowi mengapresiasi penandatanganan nota kesepahaman kelanjutan proyek mass rapid transit MRT fase 1 hari ini dan kerja sama studi MRT fase 3 akhir Oktober 2022.

"Saya harapkan dukungan agar proyek MRT bisa selesai tepat waktu," ucap Presiden.

Baca Juga: Jepang Akan Danai Transisi PLN ke Energi Lebih Bersih, Kesepakatan G20 dan COP27

Kerja sama di kawasan juga menjadi hal yang diperbincangkan dalam pertemuan bilateral tersebut. 

Menurut Presiden Jokowi , keketuaan ASEAN oleh Indonesia bertepatan dengan peringatan 50 tahun ASEAN-Jepang. 

Presiden menggarisbawahi pentingnya untuk terus menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan dan membangun industri hijau di kawasan.

"Saya mendorong implementasi konkret sinergi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dengan Free and Open Indo-Pacific (FOIP)," katanya. 

Tahun depan, Indonesia juga akan mendorong engagement negara di kawasan Indo-Pasifik dengan ASEAN. 

Karena itu, Indonesia juga ingin mengajak Jepang mempererat kerja sama dengan negara-negara di Pasifik.

Baca Juga: Bangun Industri Baterai Mobil Listrik, Jokowi Ajak Australia Suplai Lithium ke RI

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani.

Bilateral RI - AS

Pada kesempatan sebelumnya Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di The Apurva Kempinski Bali, Senin, 14 November 2022. 

Pada pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo secara langsung menyampaikan terima kasih atas kehadiran Presiden AS Joe Biden pada KTT G20 di Indonesia. ​

"Presiden Biden, selamat datang di Bali. Saya mengapresiasi kehadiran Presiden Biden pada KTT G20 ini," ucap Presiden Joko Widodo seperti dikutip dari pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri.

Pada pertemuan dengan Presiden Joe Biden tersebut Presiden Jokowi menyampaikan harapannya agar KTT G20 di Bali ini dapat menghasilkan kerja sama yang konkret. 

Baca Juga: Kesepakatan RI-Turki: Produksi Bersama Bus Listrik dan Bangun Jalan Tol Trans Sumatra

"Saya berharap KTT G20 ini dapat menghasilkan kerja sama konkret yang dapat membantu dunia dalam pemulihan ekonomi global," kata Presiden Jokowi.

Selain itu Presiden juga menyampaikan harapan Indonesia bahwa semua negara G20 dapat memberikan fleksibilitas agar komitmen konkret hasil KTT dapat tercapai.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan isu lain yaitu pentingnya kerja sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF). 

Indonesia menyatakan komitmen untuk memberikan dukungan dan berpartisipasi penuh pada IPEF.

Bagi Indonesia, kerja sama konkret selalu menjadi acuan. Presiden Jokowi akan menugaskan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia untuk terus menindaklanjuti kerja sama IPEF ini.

Sementara itu, terkait Indo-Pasifik, Presiden Jokowi menggarisbawahi pentingnya pembahasan masalah keamanan bersama Amerika Serikat. 

Baca Juga: Business20 Summit: Menko Airlangga, Kerja Sama Sektor Publik & Swasta Kunci Ekonomi

Namun, menurut Presiden, kerja sama ekonomi Indo-Pasifik juga tidak kalah penting dan perlu terus diperkuat.

"Kemitraan Indonesia, ASEAN dengan Amerika Serikat untuk membangun kemakmuran di Indo-Pasifik perlu terus diperkuat," kata Presiden.

Presiden menambahkan, sebagai Ketua ASEAN, tahun depan Indonesia akan mengadakan Indo-Pacific Infrastructure Forum yang merupakan salah satu implementasi konsep ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP).

"Saya sangat berharap AS dapat berpartisipasi dalam forum tersebut sebagai wujud dukungan AS terhadap AOIP,” jelas Presiden.

Pada pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Bilateral dengan Uni Eropa

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen, di The Apurva Kempinski Bali, Senin (14/11/2022).

Baca Juga: G20 Indonesia 2022: Sejarah Singkat, Negara Anggota, dan Tema G20 Indonesia

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mendorong agar perundingan kerja sama Indonesia–Uni Eropa melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat mengalami kemajuan yang signifikan.

Menurut Presiden, perundingan ke-12 sudah dijadwalkan di akhir 2022 mendatang. 

Presiden Jokowi berharap perundingan akan mengalami kemajuan termasuk untuk isu pengadaan barang pemerintah, UKM dan pajak ekspor.

Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Presiden Jokowi juga menginginkan agar kerja sama ASEAN dan Uni Eropa makin meningkat. 

Salah satu fokus keketuaan Indonesia menurut Presiden adalah mengisi kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik.

Sementara itu, mengenai perundingan di KTT G20, Presiden Jokowi juga meminta Komisi Eropa dan G7 untuk dapat memberikan dukungan dan fleksibilitas agar KTT G20 bisa menghasilkan sebuah deklarasi bersama.

"Saya ingin hasil kerja konkret G20 yang ditunggu dunia tetap dapat dihasilkan. Sekali lagi dukungan Yang Mulia akan sangat dihargai," ucap Presiden.

Baca Juga: Bertemu Bilateral dengan PM Jepang, Jokowi Minta Jepang Lanjutkan Proyek MRT Jakarta

Menanggapi ini, Presiden Komisi Eropa mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20 yg terus berupaya merumuskan solusi bersama terhadap krisis global. 

Ia memandang Indonesia sebagai mitra terpercaya Uni Eropa dalam berbagai isu strategis termasuk energi terbarukan dan keamanan pangan.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Deal Investasi dengan Turki

Sementara Rangkaian pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo bersama dan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mulai membawa hasil nyata. 

Indonesia dan Turki sepakat melakukan penandatangan sejumlah kesepakatan bilateral di bidang bisnis dan investasi. 

Selain sejumlah kesepakatan bilateral strategis antar pemerintah, pada Senin (14/11) ini ada dua kesepakatan yang dilakukan antar pelaku usaha.

Sumber KONTAN menyebut nilai deal dua investasi Turki ini mencapai US$ 4,4 miliar yang diantaranya untuk jalan tol US$ 3,2 miliar dan pembangunan bus senilai US$ 1,2 miliar.

Dua kesepakatan antar dunia usaha tersebut antara lain pertama: kesepakatan untuk memproduksi bus listrik di Indonesia.

Kesepakatan memproduksi bus listrik ini dilakukan oleh pabrikan bus listrik Karsan dari Turki dengan PT. Schahmindo Perkasa (Credo Group). 

Kesepakatan kedua adalah antara PT Hutama Karya dengan kontraktor asal Turki, ERG Insaat. Kontraktor Turki ini sepakat untuk melakukan pembangunan di ruas jalan tol Trans Sumatra. 

Penandatanganan antar dunia usaha tersebut disaksikan oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu di Bali. 

Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN menyebutkan, kesepakatan bisnis ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Deal Bisnis US$ 4,4 miliar Menyertai Kunjungan Presiden Turki Erdogan ke Indonesia

"Ada sejumlah kesepakatan penting antar dunia usaha yang selama ini kita dorong dan sudah dalam proses finalisasi. Namun baru dua kesepakatan ini yang sudah siap ditandatangani," kata Dubes Lalu M Iqbal yang hadir pada penandatanganan kesepakatan di Bali tersebut. 

Setelah kesepakatan ini sekarang fokus pemerintah adalah untuk segera merealisasikan kesepakatan yang sudah ditandatangani. 

Selain itu Lalu menegaskan pihaknya akan berupaya untuk mendorong mempercepat kesepakatan-kesepakatan bisnis yang masih dalam pembahasan.

Sementara itu di bidang pemerintahan, kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki yang ditandatangani antara lain penandatanganan kerjasama di bidang pertahanan, kerjasama lingkungan hidup, kerjasama kehutanan, kerjasama riset teknologi dan inovasi, serta kerjasama bantuan kerjasama pembangunan.

Hasil penandatanganan kesepakatan-kesepakatan tersebut menjadi salah satu perhatian Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan di The Apurva Kempinski Bali, Senin, 14 November 2022.  

Pertemuan ini dilakukan memanfaatkan kedatangan Presiden Turki ke KTT G20, di Bali, 15-16 November 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×