kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
G20 /

Menakar Peran UMKM dalam Pengentasan Kemiskinan


Jumat, 22 Juli 2022 / 20:24 WIB
Menakar Peran UMKM dalam Pengentasan Kemiskinan

Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengentasan kemiskinan global menjadi salah satu isu prioritas yang akan dibahas dalam Presidensi G20 Indonesia 2022. Upaya pengentasan ekonomi global ini diharapkan bisa tercapai salah satunya dengan mendorong pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, UMKM memiliki peran penting untuk pengentasan kemisikinan. Ia bilang pelaku UMKM memiliki peran penting lantaran bersinggungan langsung dengan masyarakat yang notabene relatif miskin.

Ia menjelaskan, ketika masyarakat menengah ke bawah membuka usaha, maka akan dimulai di tingkat mikro lebih dulu. 

"Sehingga kalau UMKM ini tumbuh pesat, artinya banyak masyarakat miskin yang ikut dalam perkembangan UMKM," terangnya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/7).

Baca Juga: UMKM Bisa Punya Peran Penting Dalam Pengentasan Kemiskinan Global

Hanya saja, Huda memaparkan, sekarang ini UMKM didominasi oleh pelaku usaha mikro dengan porsi 98,6%, dimana penyerapan tenaga kerjanya sedikit serta omzet yang kecil.

Pemerintah Indonesia berupaya untuk mengangkat pelaku ultra mikro dan mikro untuk naik kelas ke skala usaha yang lebih besar agar dapat menambah pendapatan dari pelaku usaha. 

Sehingga, pendapatan pelaku usaha tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi saja, tapi juga dapat menyerap tingkat pengangguran yang lebih banyak.

Sebelumnya, pemerintah juga telah menjalankan Program Nasional Penanggulangan Kemiskinan (PNPM-Mandiri). 

Menurut Huda, program ini dapat meningkatkan kelas dari pelaku UMKM. Jika sudah berkembang lebih besar, maka pelaku UMKM memiliki pilihan pembiayaan lainnya seperti kredit usaha rakyat.

Sayangnya, kata Huda, efektivitas program tersebut kurang optimal dan cukup sulit untuk mendorong pelaku ultra mikro dan mikro ke skala yang lebih besar. Beberapa tantangannya ada persaingan usaha, kemudian dari sisi pembiayaan usaha ultra mikro dan mikro yang tidak dilirik oleh perusahaan pembiayaan.

Baca Juga: Masuk Topik Bahasan di G20, UMKM Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Global

Untuk itu, masih dibutuhkan sejumlah pengembangan untuk mendorong UMKM Indonesia ke skala yang lebih besar. Dari sisi pelaku usaha, Huda bilang pelaku UMKM perlu merumuskan masalah permodalan, kemudian dapat memanfaatkan teknologi, perbaikan manajemen, serta penguatan sumber daya manusia.

Sementara itu, Huda bilang, hal penting yang dapat dilakukan pemerintah yakni pengelolaan data base. 

"Tanpa data base yang bagus, kebijakan itu jarang yang berjalan optimal," tambahnya.

Kedua, terkait pemetaan masalah, selanjutnya terkait pengembangan digitalisasi yang mampu meningkatkan efisiensi pelaku UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×