Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berkomitmen untuk mengendalikan climate change (perubahan iklim), dengan target mengurangi emisi karbon sebesar 29% di 2030.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengampaikan, dalam pengendalian perubahan iklim, pemerintah membutuhkan dana ribuan triliun rupiah. Sehingga pembiayaan ini membutuhkan bantuan dari global, dan bukan mengandalkan pembiayaan dalam negeri saja.
Selain itu, perubahan iklim juga sudah menjadi fokus global, sebab penurunan emisi yang terjadi di Indonesia akan berkontribusi terhadap penurunan emisi secara kumulatif pada global, dan juga memperlambat percepatan pemanasan global.
Oleh karena itu, keberhasilan Indonesia menekan emisi karbon akan menguntungkan bagi negara lain.
Baca Juga: BTPN Catat Portofolio Pembiayaan ke Sektor ESG Capai Rp 12,35 Triliun Per Akhir 2021
“Jadi biaya yang kita butuhkan untuk melakukan agenda perubahan iklim harusnya dibantu biaya global bukan hanya Indonesia saja, ini yang sedang dibangun dalam pertemuan jalur keuangan di Presidensi G20 Indonesia,” tutur Febrio dalam Seminar on Strategic Issues in G20: Exit Strategy & Scarring Effect, Kamis (17/2).
Adapun, pembahasan soal perubahan iklim ini juga masuk dalam enam agenda prioritas jalur keuangan G20 Indonesia, secara khusus masuk dalam working group keuangan berkelanjutan alias sustainable finance.
Melalui working group tersebut, Indonesia akan memperjuangkan adanya 'transition finance' yakni pembiayaan untuk proses transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Selain itu, Ia juga berharap pembiayaan perubahan iklim ini juga tidak hanya dibantu oleh negara-negara dalam forum presidensi G20 saja, melainkan dari sektor swasta dan lembaga multilateral.
Baca Juga: Hingga 2021, Portofolio Pembiayaan BTPN ke Sektor ESG Sebesar Rp 12,35 Triliun
“Beberapa lembaga multilateral seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) nantinya juga ikut ambil peran dalam pembiayaan ini,” jelasnya.
Adapun, upaya untuk mendorong koordinasi global dalam membiayai perubahan iklim ini mempertimbangkan besarnya biaya untuk mengatasi masalah iklim ini.
Di Indonesia sendiri untuk bisa mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) membutuhkan anggaran hingga Rp 3.779 triliun atau sekitar Rp 343,6 triliun per tahun.
“Melalui NDC, Indonesia menargetkan penurunan emisi 29% dengan usaha sendiri pada tahun 2030 dan 41% dengan bantuan global,” ujar Febrio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News