kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
G20 /

HMM Dorong Penguatan Sistem Kesehatan Global dan Penggalangan Dana Hadapi Pandemi


Senin, 20 Juni 2022 / 16:19 WIB
HMM Dorong Penguatan Sistem Kesehatan Global dan Penggalangan Dana Hadapi Pandemi
ILUSTRASI. Juru Bicara G20 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdapat dua pertemuan yang dilakukan secara bersamaan mengenai Health Ministerial Meeting (HMM) yang dipimpin Indonesia dalam hal ini Kementerian Kesehatan.

Juru Bicara G20 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sesi pertama HMM, akan membahas tiga bidang prioritas yang bertujuan untuk memperkuat arsitektur kesehatan global.

Adapun isu prioritas pertama tentang membangun ketahanan kesehatan global. Di sana dibahas langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun ketahanan sistem kesehatan global, baik melalui penggalangan sumber pendanaan dengan membentuk Financial Intermediary Fund (FIF), penggalangan sumber daya dengan mekanisme yang lebih permanen, maupun berbagi informasi dan data melalui konsep model GISAID+ untuk patogen pandemi potensial selain influenza oleh negara-negara anggota G20.

"Kita perlu mengoptimalkan penggunaan platform berbagi data genomik global sehingga kita dapat mendeteksi keadaan darurat penyakit dengan lebih baik dan memungkinkan penemuan dan pengembangan vaksin yang cepat," kata Nadia secara virtual, Senin (20/6).

Baca Juga: Direktur Jenderal WHO Tedros hadiri The 1st Health Ministers Meeting (HMM)

G20 bekerja untuk membentuk Dana Perantara Keuangan (FIF) untuk membantu negara-negara yang membutuhkan mempersiapkan dan menanggapi dengan baik pandemi di masa depan.

Isu kedua yang diangkat ialah, harmonisasi standar protokol kesehatan global. Harmonisasi berbagai langkah terkait Covid-19 dan dokumen informasi untuk perjalanan internasional dalam mempromosikan mobilitas global, dan percepatan pemulihan ekonomi dengan mekanisme yang harmonis.

Hal ini ditujukan untuk memastikan pengalaman mobilitas perjalanan yang mulus melalui pembuatan Federated Public Trust Directory antar negara G20 untuk menghubungkan semua Covid-19 Mekanisme Sertifikat yang saat ini tersedia, yang dibangun dengan dukungan WHO.

"Beberapa aspek penting dalam penyelarasan mekanisme verifikasi sertifikat vaksin digital Covid-19 antara lain aspek keamanan data, kapasitas dan keterjangkauan, etika, teknis, kemampuan beradaptasi dengan situasi yang berubah dengan cepat, dan pemanfaatan teknologi," imbuhnya.

Ketiga, perluasan manufaktur global dan pusat penelitian untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Pemerataan pembangunan dan distribusi vaksin, obat-obatan, dan peralatan medis dalam menghadapi pandemi global menjadi isu yang harus disiapkan sejak sekarang, dalam rangka menghadapi pandemi mendatang.

Selain penguatan sistem kesehatan global, isu yang diusung lainnya ialah mengenai Tuberkulosis, One Health, dan Resistensi Antimikroba.

Nadia menyebut, sejak pandemi tuberkulosis menjadi salah satu program yang terdampak. Bahkan, WHO memperkirakan pencapaian eliminasi tuberkolosis di tahun 2030 akan terlambat. Oleh karenanya Indonesia mengakselerasi pencapaian target tersebut dalam Presidensi G20 sektor kesehatan.

Di antaranya, kembali memastikan komitmen global terhadap penanggulangan untuk tuberkolosis, melalui mekanisme pembiayaan untuk tuberkolosis. Mekanisme bantuan pembiayaan masih diperlukan untuk membantu negara-negara yang masih memiliki permasalahan tuberkolosis.

"Dalam rangka dunia mencapai eliminasi tuberkolosis pada tahun 2030 atau 2050 Indonesia sendiri akan mengakselerasi, mengejar capaian atau kegiatan program yang sempat tidak bisa dilaksanakan selama pandemi salah satunya adalah bagaimana kita memperluas akses untuk diagnostik tuberkulosis dan juga memperkuat seperti pembelian atau pengobatan, untuk pencegahan jadi kita akan lebih ke hulu lagi dengan melakukan scanning," jelas Nadia.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa filosofi sistem kesehatan global seperti Istana Air Taman Sari Yogyakarta. Di mana di sekitar keraton terdapat Istana Air Taman Sari di bekas taman kerajaan yang sudah ada dari abad ke-18. Awalnya dibangun sebagai taman kompleks untuk sultan bekerja, bermeditasi, dan beristirahat.

Baca Juga: Kemenkes Siap Gelar The 1st G20 Health Mininsters Meeting di Yogyakarta

Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng bagi keluarga kerajaan untuk bersembunyi, mengasingkan diri, dan untuk membela diri selama masa krisis. Budi mengatakan sejarah Taman Sari menjadi inspirasi dalam pembentukan sistem kesehatan global.

''Sejarah dan filosofi Taman Sari menginspirasi kami, para pemimpin kesehatan global untuk membangun sistem kesehatan global yang tangguh pada saat masa krisis dan siaga dalam masa normal,'' kata Budi.

Taman Sari dibangun pada waktu normal, tidak hanya untuk digunakan sehari-hari, tetapi juga untuk mengantisipasi krisis di masa depan.

''Saat kita menantikan dunia di mana pandemi telah mereda, kita harus memanfaatkannya untuk membangun sistem kesehatan global yang lebih tangguh, tidak hanya untuk hari ini tetapi juga untuk tantangan hari esok. Sebaiknya siapkan payung sebelum hujan,'' imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×